Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini melancarkan serangan keras terhadap tokoh-tokoh politik Georgia, khususnya Perdana Menteri Irakli Garibashvili dan anggota-anggota partai yang berkuasa, Georgia Dream. Kritik tajam Zelenskyy ini muncul karena ia menganggap mereka bersedia berkoalisi dengan kepentingan Rusia, yang menurutnya dapat merusak kedaulatan dan aspirasi demokratis Georgia.
Dalam komentarnya, Zelenskyy menyatakan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya hubungan antara elit penguasa Georgia dan Kremlin. Secara khusus, ia menuduh para politisi Georgia Dream “menyerahkan negara kepada Putin,” yang merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin. Pernyataan Zelenskyy mencerminkan ketegangan yang lebih luas antara Georgia dan Rusia, terutama karena kawasan tersebut masih sangat dipengaruhi oleh perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan kebijakan luar negeri Rusia yang agresif.
Partai Georgia Dream, yang telah memerintah slot depo 10k Georgia selama sebagian besar dekade terakhir, lama mendapat tuduhan terlalu bersimpati terhadap Rusia. Meskipun Georgia memiliki aspirasi untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, partai yang berkuasa ini secara konsisten menjaga sikap hati-hati dalam menghadapi Moskow secara langsung, seringkali memilih pendekatan diplomatik daripada oposisi terang-terangan. Pendekatan ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan oposisi pro-Barat di Georgia, yang berargumen bahwa ketidakinginan pemerintah untuk memutuskan hubungan dengan Rusia dapat membahayakan masa depan Eropa Georgia.
Perdana Menteri dan Tokoh Impian Georgia
Fokus Zelenskyy pada Garibashvili dan tokoh-tokoh Georgia Dream menyoroti perjuangan geopolitik yang lebih luas. Ia memandang sikap ragu-ragu Georgia terhadap Rusia sebagai preseden berbahaya di kawasan ini. Bagi Zelenskyy, yang secara konsisten berusaha menggalang dukungan global untuk integritas teritorial Ukraina, kecenderungan Georgia menuju Rusia bukan hanya pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokratis bersama, tetapi juga ancaman terhadap stabilitas regional. Karena Georgia berbatasan langsung dengan Rusia dan memiliki konflik teritorial yang belum terselesaikan dengan Kremlin, pemimpin Ukraina ini mendesak tetangganya untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Sebagai tanggapan terhadap komentar Zelenskyy, beberapa pejabat Georgia menyatakan ketidakpuasan mereka, menuduhnya ikut campur dalam urusan internal Georgia. Namun, kritik dari Zelenskyy telah memicu percakapan yang lebih luas di dalam Georgia mengenai arah kebijakan luar negeri negara tersebut dan posisinya dalam konteks perang yang sedang berlangsung di Ukraina.